Selamat Datang di Pesantren UNGGULAN : Berbasis Al-Qur'an dan Informasi Teknology
Semua Anak Adalah BINTANG! Pastikan Anak Anda Hidup dalam Cahaya Kecemerlangan! Dibuka PSB PesantrenBisnis.com SMP IT Istana Mulia 2014 - 2015 Gelombang ke 1 Mendapat Potongan Uang Pangkal RP. 3 juta (1 Juli 2013 sd 30 September 2013/Quata Discount dan Jml Kursi Terbatas) PesantrenBisnis.Com SMPIT Istana Mulia Daftar Online Klik disini.

Sabtu, 17 Agustus 2013

Sukses Home schooling dalam Memahami Pendidikan Prilaku Anak

Apakah Sukses Home schooling dalam Memahami Pendidikan Prilaku Anak baik di rumah atau di sekolah? 
Dalam sebuah buku yang berjudul “Child Psychiatry “, termuat hasil penelitian terhadap sejumlah anak yang mengalami kesulitan dalam belajar di sekolah, juga mengalami kesulitan dengan teman-temannya dalam pergaulan. Salah satu kasus seorang anak memperlihatkan ekspresi wajah kurang gembira. Ia terlihat lebih banyak murung dan menyendiri. Ia lamban sekali menjawab pertanyaan. Angka-angka yang dicapainya di sekolah kurang dari cukup. Ibu anak itu sedih dengan keadaan anaknya yang demikian.
Dari ibu anak itu diperoleh beberapa keterangan. Keterangan pertama adalah bahwa anak itu ternyata belum cukup umur ketika dimasukkan sekolah. Sebenarnya hal tersebut tidak terlalu menentukan. Keterangan kedua ialah bahwa ayah itu adalah seorang lelaki bertipe kasar, sering marah-marah, terlalu galak terhadap istri dan anaknya. Bersikap kasar, sering dia perlihatkan terhadap si anak. Akibatnya anak itu sering merasa tegang di bawah ancaman dan sikap kasar ayahnya. Situasi inilah kemudian menyebabkan perilakunya di sekolah menjurus kurang normal. Ia suka menyendiri. Terhadap guru lelaki, terutama yang mirip dengan ayahnya, ia merasa takut. Melihat lelaki dengan profil seperti ayahnya membuat ambang bawah sadarnya teringat akan figure ayah berikut kekejamannya.
Kasus lain adalah seorang guru yang sering kesal melihat kenakalan seorang anak lelaki berusia enam tahun. Ia sulit diatur. Berkali-kali guru memperingatkannya agar tenang dan tidak menganggu teman-temannya. Tetapi ia tidak memperdulikannya. Sering ia merebut dan memakan bekal makanan teman-temanya, memperlakukan teman-temanya sebagai pesuruhnya dan berbagai sikap lain yang menjengkelkan yang kadang-kadang berakhir dengan perkelahian. Setelah diselidiki, ternyata kedua orangtuanya memperlakukan anak itu dengan sikap manja berlebihan. Orang tua mendidik si anak dirumah dengan cara memenuhi segala keinginannya. Mereka kurang menyadari bahwa dampak negatif cara mendidik yang keliru di rumah, menyebabkan perilaku si anak di sekolah sangat menjengkelkan guru, maupun teman-temannya.
Ahli psikologis dan ahli pendidikan hampir sependapat, bahwa sikap dan cara orang tua mendidik anak di rumah, mempengaruhi perilakunya di sekolah. Anak yang ada di rumah memperoleh pendidikan yang tepat dan benar serta baik, umumnya akan memperlihatkan sikap dan perilaku yang normal di sekolahnya. Ia dapat bergaul baik dengan temannya. Ia mungkin bukanlah murid yang menarik bagi temannya, tetapi setidak-tidaknya, kehadirannya di lingkungan sekolah tidak menjengkelkan. Cara mendidik anak yang tidak edukatif, dapat menimbulkan dampak negatif, antara lain termanifestasi di dalam pergaulan anak di sekolahnya. Sebuah nasehat bijak dalam hal ini ialah. “Jika Anda tidak ingin anak anda mengalami kesulitan dan hambatan di lingkungan sekolahnya, berikanlah mereka pendidikan yang tepat di rumah.
T: Ustadzah, cuplikan cerita diatas dengan jelas menyatakan bahwa ada kaitannya perilaku anak diluar rumah (dalam hal ini sekolah) dengan pola asuh di rumah.  Bagaimana ustadzah menanggapi hal ini?
J:  Tentu saja demikian, pola asuh anak di rumah oleh orangtua mereka atau pun oleh keluarganya, sangat menentukan kepribadian anak.  Jauh sebelumnya Rasulullah SAW menyatakan bahwa: “Anak-anak itu dilahirkan dalam keadaan suci bersih, kedua orangtuanya lah yang menjadikan mereka Majusi, Yahudi, atau Nasrani”. Statemen rasul ini bertemu faktanya yang salah satunya adalah petikan cerita diatas.  Orang sekarang seolah meliha fakta baru bahwa ada keterkaitan antara pola asuh di rumah dengan perilaku anak diluar rumah.  Dalam pembahasan psikologi, melalui penelitian seperti diatas, baru ditemukan kaitannya.  Tetapi Islam, melalui lisan Rasulnya telah memberitakan itu jauh sebelum ilmu psikologi itu ada.  Oleh sebab itu,kita sebagai orangtua harus sangat hati-hati dalam merencanakan dan melakukan pendidikan dan pengasuhan anak di rumah.  Karena rumah khususnya ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya.  “Al-ummu madrosatul aula”.
T:  Apakah benar bahwa perangai orangtua (apakah baik ataupun buruk) bisa diwariskan pada anak-anak, atau dengan kata lain apakah perangai/sifat itu merupakan gen yang bisa diturunkan?
J: Pernyataan ini tidak benar.  
Pertama, secara faktual ada kisah dalam sebuah majalah seorang ayah yang mencari nafkah keluarganya dengan cara mencopet dan menjambret.  Istri dan anak-anaknya tidak mengetahui bahwa suami atau ayah mereka berprofesi seperti itu.  Mereka akhirnya tahu setelah anak-anak dewasa dan mereka bersekolah bahkan ada yang sampai mengecap bangku perguruan tinggi.  Ini menunjukkan bahwa perilaku orangtua bukan sifat yang bisa diwariskan.  
Kedua, lain halnya bila ayah mengajak anaknya untuk melakukan hal serupa.  Hingga anak-anaknya mempunyai profesi yang sama dengan ayahnya.  Ini bukan persoalan gen tetapi merupakan pemikiran/pemahaman keliru yang diwariskan pada anak-anaknya.  Lain hal dengan kondisi pertama dia tahu bahwa mencuri itu tidak benar, tetapi ia sangat ingin anak-anaknya sukses dan tidak mengikuti sepak terjang ayahnya.  
Ketiga, Islam melarang perbuatan jahat, bila seseorang melakukan kejahatan itu disebabkan ia tidak tahu bahwa Islam melarangnya (jadi ini faktor kebodohan/jahil), atau ia tahu itu perbuatan jahat tetapi ia lalai untuk terikat dengan aturan karena lemahnya kesadaran, atau karena ia kalah melawan godaan syaithan.  Jadi seseorang melakukan kejahatan bukan karena keturunan atau sifat yang diwariskan.
T:  Bagaimana dengan ungkapan bahwa buah itu tidak jatuh jauh dari pohonnya ustadzah? Ungkapan ini banyak dipakai dalam khasanah pendidikan orangtua
J:  Ungkapan para orangtua dulu boleh jadi ada benarnya, bahwa bisa saja anak itu mempunyai perilaku yang tidak berbeda jauh dengan orangtuanya.  Jika orangtuanya baik, anaknya tentu akan baik.  Jika orangtua buruk perangainya, maka anaknya juga tidak akan jauh berbeda.  Boleh jadi ungkapan ini dipengaruhi oleh pemahaman mereka terhadap Islam.  Yaitu bahwa orangtua yang baik akan mengajari anak-anak mereka dengan kebaikan.  Sebaliknya, orangtua yang buruk tentu akan memberi contoh buruk kepada anak mereka dan ini akan mempengaruhi perilaku anak.  Hanya saja ini bukan masalah faktor genetis atau bukan.  Melainkan masalah pola pengasuhan anak terhadap anak-anak mereka.  Untuk ini diperlukan kesadaran yang tinggi pada orangtua tentang pendidikan dan pengasuhan anak.
T:  Bagaimana pendekatan yang seharusnya dilakukan oleh orangtua terhadap anak mereka?
J:  Dalam konsep perbuatan manusia, Islam menjelaskan bahwa ada imbalan untuk perbuatan baik dan ada balasan untuk perbuatan yang buruk. Perbuatan baik akan mendapat pahala dan kemudian nanti mereka berhak untuk tinggal di surga sebagai tempat kembali yang terbaik.  Sedangkan perbuatan yang butuk akan dibalas dengan siksa dan bila tidak segera beraubat, pelakunya akan masuk ke neraka.  Begitupun dalam proses pendidikan anak, Islam mengenalkan bagaimana pendidik harus memberi reward (pujian, imbalan, penghargaan) dan juga punishment (kritikan, sanksi) kepada anak didik sesuai jenis perbuatannya.  Pendekatan ini merupakan pendekatan kealamiahan yang sesuai dengan karakteristik manusia.
5. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa. 6.Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),. 7. Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.8. Dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup[1580], 9. Serta mendustakan pahala terbaik, 10. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.
[1580] Yang dimaksud dengan merasa dirinya cukup ialah tidak memerlukan lagi pertolongan Allah dan tidak bertakwa kepada-Nya.
… Dan Barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
15. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, Maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, Maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan.
Jadi, berilah anak-anak itu kabar gembira dan peringatan.  Untuk apa? Tentu kabar gembira dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk selalu mengerjakan kebaikan.  Dan peringatan tentu saja agar mereka menghindari perbuatan yang tidak baik.  Pemberian pujian dan teguran tentu saja menyesuaikan dengan usia anak.  Sebelum nalar atau daya cerna informasinya jalan, mereka dominan dengan isyarat atau visualisasi yang menunjukkan pujian atau celaan.  Maksudnya begini, jangan sampai anak tidak bisa membedakan antara marah dan tidaknya orangtua.  Karena orangtuanya tidak pernah marah, akhirnya dia tidak tahu mana perbuatan dia yang baik dan mana yang tidak.  Begitupula bila orangtua lebih dominan marah, maka anak tidak tahu sebenarnya perbuatan seperti apa yang disebut baik itu.  Baik dan buruk seperti tidak ada bedanya.  Padahal pada masa itulah si anak menerima pembelajaran tentang baik buruknya suatu perbuatan.
T:  Bagaimana orangtua mengenalkan nilai-nilai perbuatan itu baik atau buruk?
J:  Yang paling mendasar adalah orangtua mempunyai visi dalam mendidik anak.  Kemudian visi ini akan diwujudkan dengan strategi yang tepat.  
Pertama, tentu dengan contoh (uswah), orangtua harus melakukan perbuatan baik yang diperintahkan Allah SWT.  Orangtua melakukan hal ini dengan tujuan mengajari anak untuk melakukan hal tersebut.  Jangan sesekali melakukan perbuatan yang dilarang tanpa disertai pembetulan atau ralat, saat anak kita mengingatkan.  Bila kita terlanjur melakukan perbuatan tidak baik di depan anak-anak, jangan tunda waktu untuk segera menjelaskan dan memberi pengertian serta meminta maaf.  Walhasil, pendekatan dengan contoh ini memerlukan kesadaran yang ekstra.  
Kedua, dengan pembiasaan.  Biasakan kita menentukan objektif dalam segala hal yang terkait pendidikan dan pengasuhan anak.  Objektif tertinggi orangtua adalah menghendaki anaknya menjadi anak sholih, taat pada Allah dan Rasulnya, berbakti pada orangtua dan berguna bagi umat.  Untuk menuju kesana tentunya melewati berbagai tahapan.  Setiap tahapan tentunya mempunyai rincian apa yang hendak dilakukan.  Untuk itu objektif nya pun berlainan dalam setiap tahapan.  Seperti bagaimana agar anak menjadi anak yang berbakti pada orangtua.  Gambaran anak berbakti harus dimiliki oleh orangtua, kemudian dia menentukan cara supaya anaknya bisa seperti itu.  Ada tahapan yang dilalui dan setiap tahapan mempunyai target sendiri-sendiri.  Contoh, bagaimana agar anak mandiri dalam mengurusi keperluan sekolahnya, mulai dari membereskan buku, menyiapkan pakaian seragam sekolahnya, dsb.  
Targetnya anak mandiri dan disiplin terhadap tugasnya.  Secara teknis orangtua akan membuatkan jadwal kegiatan anak sehari-hari, mulai dari bangun pagi hingga malam menjelang istirahat.  Sepanjang waktu itu apa saja yang akan dikerjakan anak, dan apa yang menjadi target dari aktivitas tersebut.  Tentunya semua ini memerlukan kesungguhan dan kesabaran dari pihak orangtua.  Karena yang akan kita bentuk adalah pola hidup atau kebiasaan.  
Ketiga,pendekatan persahabatan.  Senantiasa mengkomunikasikan apapun yang menjadi harapan dan keinginan orangtua. Gambarkan filosofis (dasar) dari sebuah perbuatan yang dituntun oleh syariah Islam.[] sumber: http://mutiara-ummat.org

Home schooling hadir sebagai alternative pendidikan

Benarkah Home schooling hadir sebagai alternative pendidikan berkualitas? Sesungguhnya Home schooling hadir sebagai alternative pendidikan  alam keluarga kita di tengah arus liberalisasi dan kapitalisasi yang semakin merusak dan mematerialistiskan dunia pendidikan.

Dalam rubrik ini kita akan menghadirkan narasumber yang punya kompeten untuk membahas tentang pendidikan anak.

Bersama Ustzh Ir Lathifah Musa. Beliau selain merupakan pemimpin redaksi majalah udara VOI, konsultan klinik anak muda, ternyata juga menjadi pengamat dunia anak, penulis buku-buku pendidikan anak usia dini dan sekaligus juga seorang praktisi Homeschooling dalam keluarga.

Ustadzah, saat ini tidak sedikit orang tua yang kewalahan terhadap perilaku anaknya sendiri. Bahkan terkadang mereka sulit mengendalikan anak-anaknya ketika anak naka atau ngambek. Wajar nggak sih yang seperti ini?

Seharusnya orang tua adalah pengendali yang paling kuat bagi anaknya. Kalau kemudian ada kesulitan pengendalian dari orang tua, maka apalagi orang lain. Ketika orang tua tidak mampu lagi mengendalikan anaknya, sebenarnya ini koreksi juga bagi orang tua. Pasti ada masa dia tidak berinteraksi dengan anak. Pasti ada masa dia tidak mengenali tumbuh kembang anaknya. Mungkin ini karena orang tuanya terlalu sibuk dengan urusan lain, sehingga tidak terlalu memperhatikan anak. Bisa saja ini tidak hanya terjadi pada ibu-ibu yang bekerja. Tetapi mungkin juga ibu-ibu yang banyak aktivitas sosial luar rumah, bahkan juga –bukan tidak mungkin—menimpa ibu-ibu yang sibu berdakwah keluar rumah. Ternyata anaknya sendiri tidak tertangani. Yang jelas, segala masalah yang menimpa anak, maka orang tua harus mengkoreksi dirinya terlebih dahulu.

Apa yang harus dilakukan orang tua agar bisa menangani anak-anaknya? Misalnya ada anak yang suka memukul, ada anak yang kalau keinginannya tidak terpenuhi langsung ngamuk, ada anak yang gampang menangis dan penakut, dll?

Orang tua harus memahami anak-anaknya. Anak-anak itu adalah manusia seperti kita. Hanya mereka masih kecil. Ada proses pembentukan potensi yang sedang tumbuh. Ada proses pembentukan dan pengembangan akalnya. Sebagaimana manusia normal, sebenarnya hidup itu selalu berawal dari upaya untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan manusia ada yang bersifat kebutuhan jasmani (fisik untuk bertahan hidup) yang ini seringkali tidak bermasalah dalam pemenuhannya. Kemudian kebutuhan naluri. Nah kebutuhan naluri ini yang biasanya memang sangat beragam pemenuhannya. Karena naluri itu distimulir dari luar. Ukurannya atau kadarnya tergantung kuat dan lemahnya rangsangan yang berasal dari luar diri manusia. Ada tiga penampakan naluri: 

(1) Tadayyun: kecenderungan untuk mengkultuskan atau mensucikan sesuatu—inilah yang menjadi dasar ketaatan atau ketundukan kepada Allah SWT

(2) Baqa’: kecenderungan untuk mempertahankan diri/eksistensi diri. Penampakannya seperti rasa takut, marah, senang, sedih, suka memimpin, suka memiliki dll—Inilah dasar untuk menumbuhkan rasa percaya diri, rasa tanggungjawab dan kepemimpinan 

(3) Nau’: Kecenderungan untuk melestarikan keturunan, seperti rasa sayang kepada keluarga, cinta kepada lawan jenis—inilah potensi untuk menumbuhkan rasa kasih sayang. Seringkali ketidakfahaman terhadap naluri ini dan secara khusus perkembangannya pada anak yang menyebabkan salah penanganan. Bahkan terkadang orang tua memperlakukan anaknya tanpa memperhatikan usia. Padahal pada anak-anak, perbedaan bulan saja sudah terjadi perkembangan yang berbeda pada anak. Menangani anak usia 4 tahun sangat berbeda dengan menangani anak usia 6 tahun. Dengan demikian pada pendidikan anak usia dini, materi pelajaran yang diberikan harus sangat memperhatikan faktor ini.

Bagaimana 
Home schooling memahami anak berdasarkan perkembangan usia?

Ini pertanyaan yang bagus bagi para orang tua, karena ini yang seringkali terjadi salah penanganan. Ada orangtua yang memperlakukan anak batita seperti anak besar. Ada yang memukul dan keras terhadap anaknya. Tetapi tidak jarang anak-anak yang sudah selayaknya didisiplinkan malah diperlakukan seperti balita. TIdak pernah dimarahi, akhirnya yang kerepotan justru orang tuanya sendiri. Kalau kita memahami perkembangan anak maka ada tahapan: Usia dini (0-6 tahun); Pra baligh (7-14 tahun); Baligh (di atas 15 tahun).Tahapan perkembangan naluri anak untuk usia sejak lahir hingga menjelang tamyiz (7 tahun) Ini masih dalam tahap memiliki hak sempurna untuk diperlakukan secara baik oleh yang lain (pelayanan dan perlindungan penuh).

Bagaimana mengarahkan anak-anak pada usia – menjelang tamyiz ini? Apakah sama kadarnya anak batita dengan balita atau dengan usia TK?

Kita memahami ini sebagai sebuah masa yang masih dalam tahap pelayanan. Tetapi kita juga harus mempersiapkan untuk mereka menghadapi tahapan yang lebih mandiri. Di sinilah harus ada upaya untuk mengarahkan naluri, agar ketika beralih masa, mereka sudah bisa mandiri. Penanganan ini secara rinci memperhatikan masing-masing naluri. Misalnya Naluri tadayyun: ditumbuhkan mulai dari pengakuan eksistensi Allah SWT sebagai Pencipta manusia & alam semesta, pengakuan dan kekaguman kepada sifat Maha Kuasanya Allah Swt, sampai munculnya rasa syukur terhadap setiap nikmat yang Allah Swt berikan kepada anak. Pada tahapan ini sudah dibiasakan mengucapkan kalimat-kalimat thoyyibah, seperti alhamdulillah, subhanallloh, dll. Selanjutnya merangsang munculnya rasa ketaatan kepada Allah sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT. Naluri Baqa-: ditumbuhkan mulai dari 

(1) Memunculkan rasa aman dari segala gangguan agar tidak berkembang rasa takut terhadap sesuatu yang baru dikenalnya 

(2) Memunculkan rasa eksistensi dirinya mulai dari memanggil namanya dengan nama yg baik, memberikan julukan dengan profil tertentu (anak sholeh, anak pintar,dll), merangsang keinginannya untuk bermain bersama dengan saudaranya dan temannya, merangsang munculnya rasa tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain, merangsang tanggung jawab menolak kezholiman dan membela kebenaran. Memunculkan rasa memiliki terhadap benda-benda yang menjadi kebutuhannya, rasa pemeliharaan terhadap benda-benda yang menjadi miliknya, membedakan mana yang menjadi milik sendiri dan mana yang menjadi milik orang lain. Bila ingin menggunakan milik orang lain harus ijin terlebih dahulu. Selanjutnya ditumbuhkan keridhoannya untuk selalu berbagi, mulai dari berbagi miliknya dengan saudaranya terlebih dahulu, selanjutnya dengan temannya. 

 Naluri Na’u 
(1) Ditumbuhkan munculnya rasa sayang dan hormat kepada orang tua, saudara, kerabat dekat dengan cara orang tua memberikan contoh bentuk perlakuan sayang (ketulusan & keikhlasan dalam pelayanan) kepada anak sehingga anak dapat mencontohnya dan melakukan kepada orang lain.
(2)Identifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan. 
(3)Identifikasi posisi anggota keluarga. 
(4) Pada tahap ini anak diajarkan ada kehidupan khusus orang tua (contoh harus mengetuk pintu/ ijin ketika mau masuk ke kamar orang tua) dan bagaimana menjalin hubungan dengan keluarga dan kerabat dekat (contoh silaturahmi)[MediaIslamNet]

Kamis, 15 Agustus 2013

Homeschooling Unggulan ala Kak Seto

Selama ini tak sedikit orangtua yang, karena kesibukannya, cenderung memasrahkan pendidikan anak-anaknya kepada sekolah-sekolah formal. Ini tidak salah.
Namun, kadang-kadang pemasrahan itu disertai juga dengan ketidakpedulian terhadap nasib pendidikan anak-anaknya. Bahkan, ada anggapan umum bahwa belajar hanyalah sebatas di sekolah formal, bukan di tempat yang lebih luas.
Homeschooling dapat menyadarkan kepada para orangtua bahwa belajar bisa dilakukan di mana saja, termasuk di rumah. Bahkan, untuk menanamkan rasa cinta belajar kepada anak sejak dini, hanya orangtualah yang mungkin paling layak untuk mewujudkannya.
Homeschooling mengingatkan para orangtua bahwa kecintaan belajar, mencari ilmu, dapat ditumbuhkan di rumah. Seto Mulyadi
Benar, secara naluriah, anak sejak berada di kandungan ibunya sudah dilengkapi dengan kemauan-kuat untuk belajar. Namun, apabila lingkungan di rumahnya tidak mendukung, ada kemungkinan kemauan-kuat itu semakin lama semakin hilang dan akhirnya tidak ada lagi semangat atau rasa cinta belajar dalam diri si anak.

Selama ini ada kesan, ketika anak belajar dia seolah-olah menjadi objek kurikulum. Dengan kata lain, kegiatan belajar-mengajar yang selama ini diselenggarakan bukan menjadikan kurikulum itu untuk anak, tetapi bahkan sebaliknya, yaitu anak untuk kurikulum.
Akibatnya, terjadilah kegiatan belajar yang “memaksa” anak untuk menyesuaikan dengan kurikulum. Idealnya, memang, kurikulumlah yang menyesuaikan diri dengan kebutuhan setiap anak. Anak-anak diberi hak untuk memiliki kurikulum yang ingin diikutinya.
Homeschooling menjadikan anak didik sebagai subjek belajar. Anak didik dapat memilih materi pelajaran yang disukai dan ingin dipelajarinya. Seto Mulyadi
Melalui homeschooling, anak-anak benar-benar diberi peluang untuk menentukan materi-materi yang ingin dipelajarinya. Anak-anak menjadi subjek dalam kegiatan belajar. Bahkan, bukan hanya materi pelajaran yang dapat dipilih oleh anak, gaya belajar si anak apakah dia tipe somatis/kinestetis, auditif, visual atau intelektual – benar-benar dapat dilayani. Dengan menjadikan anak sebagai subjek dalam belajar, belajar yang diselenggarakan si anak pun dapat berlangsung secara nyaman dan menyenangkan
Homeschooling dapat dimanfaatkan untuk mengembalikan anak yang semula menjadi objek belajar ke subjek belajar

Homeschooling akan membawa anak-anak untuk belajar di dunia nyata, di alam yang sangat terbuka. Di samping itu, objek yang dipelajari anak pun bisa sangat luas, seluas langit dan bumi.
Meskipun pada saat ini telah tumbuh menjamur sekolah-sekolah formal yang memanfaatkan alam sebagai media belajar, namun ketika anak-anak tersebut mulai memasuki pendidikan yang lebih tinggi, mereka pun kembali lagi berhadapan dengan ruang-ruang kelas yang serbakaku dan tertutup.
Homeschooling juga menjadikan objek yang dipelajri anak didik seluas, seluas langit dan bumi. Seto Mulyadi
Homeschooling dapat membebaskan anak untuk belajar apa saja sesuai minat dan hal-hal yang disukainya. Sesekali mereka dapat berkunjung ke berbagai tempat yang bisa menjadi objek pelajaran, seperti persawahan, taman burung, pemandian air panas, kebun binatang, padang-padang tetanaman yang berisi banyak bunga, tepian laut yang berisi makhluk-makhluk hidup yang beraneka ragam, stadion-stadion olahraga, dan tempat-tempat lain yang menarik perhatiannya. Tempat kerja seperti bank, pemadam kebakaran, pasar dan masih banyak sekali dapat juga dijadikan sebagai tempat belajarnya.
Kontektual berasal dari kata kerja Latin, contexere, yang berarti “menjalin bersama”. Kata “konteks” merujuk pada “keseluruhan situasi, latar belakang, atau lingkungan” yang berhubungan dengan diri yang terjalin bersamanya.
Kita masing-masing berada di dalam konteks yang beragam-misalnya konteks lingkungan tempat tinggal, keluarga, teman-teman, sekolah, pekerjaan, kebijakan politik, dan ekosistem bumi. Demikian juga, semua entitas yang lain, hidup maupun tak hidup, berada di dalam konteks. Untuk menyadari seluruh potensinya, semua organisme hidup, termasuk manusia, harus berada di dalam hubungan yang tepat dengan konteks mereka.
Homeschooling sangat memungkinkan untuk menampung sekaligus mendukung kegiatan belajar yang kontekstual. Seto Mulyadi
Homeschooling sangat memungkinkan untuk menampung sekaligus mendukung kegiatan belajar yang kontekstual ini. “Ketika seorang anak dapat mengaitkan isi dari mata pelajaran yang sedang dipelajarinya-seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, atau sejarah – dengan pengalaman mereka sendiri, mereka menemukan makna, dan makna memberi alasan kepada mereka untuk belajar,” tulis Elaine B. Johnson, Ph.D., dalam Contextual Teaching and Learning.
Sebagai bentuk dari sistem pendidikan informal, kunci utama penyelenggaraan homeschooling adalah adanya kelenturan flesibilitas. Jadi tidak boleh kaku dan terlalu berstruktur sebagaimana sekolah formal.
Kalau terlalu disusun dalam kurikulum yang baku maka homeschooling justru akan kehilangan makna utamanya. Itulah sebabnya maka bagi seorang peserta homeschooling yang semula berasal dari siswa sekolah formal diperlukan adanya penyesuaian diri yang bertahap. Apabila mula-mula anak bosan dan merasa seperti tidak ada yang bisa dilakukan, maka anak bisa diajak untuk pergi keluar mengunjungi berbagai tempat yang menarik seperti pameran lukisan, pertunjukan musik, pagelaran wayang orang atau teater, perpustakaan, taman hiburan dan sebagainya.
Homeschooling memberikan keleluasaan belajar. Belajar bisa dimana saja, kapan saja dan kepada siapa saja. Seto Mulyadi
Kemudian dari berbagai perjalanan yang mengasyikan tersebut, anak diminta untuk membuat catatan perjalanan atau karangan menarik berdasarkan pengalaman tersebut. Hal ini masih ditambah dengan ketidakketatan waktu untuk belajar. Meski kedisiplinan dan tanggung jawab tetap ditekankan dalam homeschooling dengan memu\buat jadwal-jadwal belajar, namun kekakuan bisa diminimalkan.

Selamat datang di Homeschooling ala Kak Seto


Untuk memudahkan administrasi dan memberikan layanan terbaik kepada siswa, orangtua dan masyarakat pada umumnya, kami menggunakan aplikasi pelayanan berbasis ticketing. Setiap pengaduan, usulan, pertanyaan atau komentar akan diberi nomor unik (tiket) sebagai identitas dan dapat digunakan untuk menelusuri tindak lanjut atas kemajuan pengaduan, usulan, pertanyaan atau komentar yang diajukan secara online. Untuk referensi kami menyediakan dokumentasi dan riwayat lengkap dari setiap pengajuan pengaduan, usulan, pertanyaan atau komentar Anda.
Alamat Homeschooling ala Kak Seto : Jl. Taman Makam Bahagia ABRI No. 3A Parigi Lama, Pondok Aren, Bintaro Sektor 9, Tangerang Selatan, Banten 15400

homeschooling Unggulan

Mengapa homeschooling Unggulan ? dan mengapa homeschooling saat ini menjadi favorit? Baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia, kegagalan sekolah formal dalam menghasilkan mutu pendidikan yang lebih baik menjadi pemicu bagi keluarga-keluarga di Indonesia maupun di mancanegara untuk menyelenggarakan homeschooling. Sekolah rumah ini dinilai dapat menghasilkan didikan bermutu.

Artikel sebelumnya  Mengapa home schooling ?

Teori Inteligensi ganda
Salah satu teori pendidikan yang berpengaruh dalam perkembangan homeschooling adalah Teori Inteligensi Ganda (Multiple Intelligences) dalam buku Frames of Minds: The Theory of Multiple Intelligences (1983) yang digagas oleh Howard Gardner. Gardner menggagas teori inteligensi ganda. Pada awalnya, dia menemukan distingsi 7 jenis inteligensi (kecerdasan) manusia.
Kemudian, pada tahun 1999, ia menambahkan 2 jenis inteligensi baru sehingga menjadi 9 jenis inteligensi manusia. Jenis-jenis inteligensi tersebut adalah:Inteligensi linguistik; Inteligensi matematis-logis; Inteligensi ruang-visual; Inteligensi kinestetik-badani; Inteligensi musikal; Inteligensi interpersonal; Inteligensi intrapersonal; Inteligensi ligkungan; dan Inteligensi eksistensial.
Teori Gardner ini memicu para orang tua untuk mengembangkan potensi-potensi inteligensi yang dimiliki anak. Kerapkali sekolah formal tidak mampu mengembangkan inteligensi anak, sebab sistem sekolah formal sering kali malahan memasung inteligensi anak.
(Buku acuan yang dapat digunakan mengenai teori inteligensi ganda ini dalam bahasa Indonesia ini, Teori Inteligensi Ganda, oleh Paul Suparno, Kanisius: 2003).
Sosok homeschooling terkenal
Banyaknya tokoh-tokoh penting dunia yang bisa berhasil dalam hidupnya tanpa menjalani sekolah formal juga memicu munculnya homeschooling. Sebut saja, Benyamin Franklin, Thomas Alfa Edison, KH. Agus Salim, Ki Hajar Dewantara dan tokoh-tokoh lainnya.
Benyamin Franklin misalnya, ia berhasil menjadi seorang negarawan, ilmuwan, penemu, pemimpin sipil dan pelayan publik bukan karena belajar di sekolah formal. Franklin hanya menjalani dua tahun mengikuti sekolah karena orang tua tak mampu membayar biaya pendidikan. Selebihnya, ia belajar tentang hidup dan berbagai hal dari waktu ke waktu di rumah dan tempat lainnya yang bisa ia jadikan sebagai tempat belajar.
Tersedianya aneka sarana
Dewasa ini, perkembangan homeschooling ikut dipicu oleh fasilitas yang berkembang di dunia nyata. Fasilitas itu antara lain fasilitas pendidikan (perpustakaan, museum, lembaga penelitian), fasilitas umum (taman, stasiun, jalan raya), fasilitas sosial (taman, panti asuhan, rumah sakit), fasilitas bisnis (mall, pameran, restoran, pabrik, sawah, perkebunan), dan fasilitas teknologi dan informasi (internet dan audivisual).

Mengapa home schooling ?

LEBIH konsentrasi dan penyerapan mata pelajaran bisa maksimal. Itulah beberapa alasan orangtua memilih home schoolinguntuk pendidikan buah hatinya.

Benarkah alasan tersebut? Tidak semua orangtua sepakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah umum.

Banyak alasan, salah satunya adalah kurang bermutunya pendidikan di sekolah-sekolah umum, sehingga terlalu banyak murid yang ditangani guru dalam satu ruang kelas. Ujungnya, penyerapan pelajaran pun tak maksimal.

Pendapat itu memang tidak berlebihan, karena memang di sekolah umum, satu orang guru bisa mengajar 20 bahkan sampai 30 anak dalam satu ruang kelas. Sedangkan diyakini, bahwa kemampuan masing-masing anak dalam menangkap mata pelajaran yang diberikan berbeda-beda.

Home schooling pun lantas dilirik sebagai alternatifnya. Tidak seperti di sekolah umum, home schooling (sekolah di rumah) ini memiliki konsep yang biasanya satu guru akan menghadapi satu atau dua murid saja. Selain tentu saja lebih bisa ditertibkan, dengan home schooling, anak bisa lebih berkonsentrasi dalam menangkap pelajaran. Mutu mata pelajaran yang diberikan, juga bisa dipilih, sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak saat itu.

 Walaupun bisa menjaga kualitas pendidikan atau pengajaran kepada anak-anak yang belajar di rumah, bukan tidak berarti pendidikan jenis ini tidak mengalami kekurangan. Salah satu kekurangan yang paling menonjol dari home schooling adalah anak tidak bisa bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.
 Kasus seperti inilah yang kemudian menjadi perdebatan hangat di kalangan pengajar serta psikolog anak. Sebab, pendidikan yang berkualitas tidak akan bermanfaat jika anak tidak bisa bersosialisasi dengan teman-teman seusianya.

Untuk mengatasi hal itu, biasanya anak-anak home schooling melakukan aktivitas luar ruang, seperti olahraga, program kepanduan, bakti sosial, atau bahkan kerja sambilan, jika usia mereka sudah cukup remaja.

Praktisi home schooling biasanya mengandalkan dukungan kelompok untuk mendukung dan mengadakan kontak personal dengan keluarga-keluarga yang berpikiran sama tentang home schooling ini. Larry Shyers dari Universitas Florida menulis disertasi doktoral yang mempertanyakan perkembangan sosial anak-anak yang berada di home schooling.

Dalam penelitiannya, anak-anak umur 8?10 tahun direkam dengan video saat bermain. Perilaku mereka diobservasi konselor-konselor terlatih yang tidak dikonfirmasi mana anak-anak yang bersekolah biasa dan mana yang di home schooling. Hasilnya ternyata sangat mengejutkan. Penelitian tersebut menyatakan tidak ada perbedaan besar antara kedua kelompok tersebut tentang konsep diri,walaupun anak tidak bersekolah di sekolah umum.

Tapi yang jelas, rekaman tersebut menunjukkan bahwa anak-anak yang belajar di rumah atau melakukan home schooling dengan orangtuanya secara konsisten tidak banyak bermasalah dengan bakat, kemampuan, dan cara bersosialisasi.

Susan Nelson, seorang pengembang kurikulum dan konsultan home schooling dari Amerika, menyatakan bahwa orangtua akan merasakan tugas-tugas mereka lebih sederhana jika mereka menentukan tujuan utama mengapa mereka menjadi pendidik-pendidik di rumah, termasuk untuk memfasilitasi anak dengan pengalaman-pengalaman belajar yang menarik, atau untuk mempersiapkan anak untuk memasuki sekolah formal.

Seperti pendidikan formal lainnya, home schooling juga bisa mengajarkan berbagai jenis mata pelajaran pada anak-anak, misalnya pada pagi hari anak dapat berlatih bahasa Inggris, bermain piano, dan menulis. Tiap sore anak bisa diajarkan membaca dengan cara pergi ke perpustakaan atau bisa pula melakukan jelajah hutan atau mengamati alam.

"Tidak ada yang salah dari pendidikan di rumah atau home schooling pada anak-anak jika dilakukan dengan benar,? kata psikolog anak alumni Universitas Indonesia (UI), Dr Wiryawan.
Jika di Indonesia orang tua masih sangat takut kalau anak-anaknya tidak mendapatkan ijazah resmi, sejumlah universitas seperti Harvard dan Yale mengizinkan anak-anak home schooling untuk kuliah dan belajar di kampus terkenal tersebut. Bahkan dilaporkan, bahwa siswa-siswa home schooling memenangkan persaingan pendaftaran ke perguruan tinggi favorit.

Tanpa transkrip akademik dari SMU formal, pendaftar dapat mengumpulkan sampel atau portofolio kerja mereka, surat rekomendasi dari orangtua, atau juga guru yang membantu.
Tercatat, 1.657 keluarga home schooling menyatakan bahwa siswa home schooling ingin melanjutkan ke perguruan tinggi: 69 persen responden memilih untuk ambil pendidikan lanjutan sekunder yang formal. Bahkan dari datadata yang ada, siswa home schooling yang dites selalu di atas rata-rata.

"Pola data siswa home schooling mirip siswa dari sekolah swasta favorit. Itu merupakan satu langkah maju bagi dunia pendidikan anak. Asal saja home schooling mereka benar-benar berkualitas," jelas dia.(Koran SI/Koran SI/nsa)  http://bb.okezone.com

Info Lengkap Homeschooling yang berasrama di Kabupaten dan Kota se Indonesia

Apakah anda membutuhkan Info Lengkap Homeschooling yang berasrama di Kabupaten dan Kota se Indonesia ? Berikut kami haturkan nama nama  Kabupaten dan Kota agar memudahkan anda seaching di google. 

Nanggroe Aceh Darussalam

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten Aceh BaratMeulaboh
2Kabupaten Aceh Barat DayaBlangpidie
3Kabupaten Aceh BesarKota Jantho
4Kabupaten Aceh JayaCalang
5Kabupaten Aceh SelatanTapak Tuan
6Kabupaten Aceh SingkilSingkil
7Kabupaten Aceh TamiangKarang Baru
8Kabupaten Aceh TengahTakengon
9Kabupaten Aceh TenggaraKutacane
10Kabupaten Aceh TimurIdi Rayeuk
11Kabupaten Aceh UtaraLhoksukon
12Kabupaten Bener MeriahSimpang Tiga Redelong
13Kabupaten BireuenBireuen
14Kabupaten Gayo LuesBlang Kejeren
15Kabupaten Nagan RayaSuka Makmue
16Kabupaten PidieSigli
17Kabupaten Pidie JayaMeureudu
18Kabupaten SimeulueSinabang
19Kota Banda Aceh-
20Kota Langsa-
21Kota Lhokseumawe-
22Kota Sabang-
23Kota Subulussalam-

Sumatera Utara

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten AsahanKisaran
2Kabupaten Batu BaraLimapuluh
3Kabupaten DairiSidikalang
4Kabupaten Deli SerdangLubuk Pakam
5Kabupaten Humbang HasundutanDolok Sanggul
6Kabupaten KaroKabanjahe
7Kabupaten LabuhanbatuRantau Prapat
8Kabupaten Labuhanbatu SelatanKota Pinang
9Kabupaten Labuhanbatu UtaraAek Kanopan
10Kabupaten LangkatStabat
11Kabupaten Mandailing NatalPanyabungan
12Kabupaten NiasGunung Sitoli
13Kabupaten Nias BaratLahomi
14Kabupaten Nias SelatanTeluk Dalam
15Kabupaten Nias UtaraLotu
16Kabupaten Padang LawasSibuhuan
17Kabupaten Padang Lawas UtaraGunung Tua
18Kabupaten Pakpak BharatSalak
19Kabupaten SamosirPangururan
20Kabupaten Serdang BedagaiSei Rampah
21Kabupaten SimalungunRaya
22Kabupaten Tapanuli SelatanSipirok
23Kabupaten Tapanuli TengahPandan
24Kabupaten Tapanuli UtaraTarutung
25Kabupaten Toba SamosirBalige
26Kota BinjaiBinjai Kota
27Kota Gunung Sitoli-
28Kota Medan-
29Kota Padang Sidempuan-
30Kota Pematangsiantar-
31Kota Sibolga-
32Kota Tanjung Balai-
33Kota Tebing Tinggi-

Bengkulu

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten Bengkulu SelatanKota Manna
2Kabupaten Bengkulu TengahKarang Tinggi
3Kabupaten Bengkulu UtaraArga Makmur
4Kabupaten KaurBintuhan, Kaur Selatan
5Kabupaten KepahiangKepahiang
6Kabupaten LebongMuara Aman
7Kabupaten MukomukoMukomuko
8Kabupaten Rejang LebongCurup
9Kabupaten SelumaTais
10Kota Bengkulu-

Jambi

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten Batang HariMuara Bulian
2Kabupaten BungoMuara Bungo
3Kabupaten KerinciSungaipenuh
4Kabupaten MeranginBangko
5Kabupaten Muaro JambiSengeti
6Kabupaten SarolangunSarolangun
7Kabupaten Tanjung Jabung BaratKuala Tungkal
8Kabupaten Tanjung Jabung TimurMuara Sabak
9Kabupaten TeboMuara Tebo
10Kota Jambi-
11Kota Sungai Penuh-

Riau

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BengkalisBengkalis
2Kabupaten Indragiri HilirTembilahan
3Kabupaten Indragiri HuluRengat
4Kabupaten KamparBangkinang
5Kabupaten Kuantan SingingiTeluk Kuantan
6Kabupaten PelalawanPangkalan Kerinci
7Kabupaten Rokan HilirUjung Tanjung (de juree), Bagan Siapi-api (de facto)
8Kabupaten Rokan HuluPasir Pengarayan
9Kabupaten SiakSiak Sri Indrapura
10Kota Pekanbaru-
11Kota Dumai-
12Kabupaten Kepulauan MerantiSelatpanjang

Sumatera Barat

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten AgamLubuk Basung
2Kabupaten DharmasrayaPulau Punjung
3Kabupaten Kepulauan MentawaiTuapejat
4Kabupaten Lima Puluh KotaSarilamak
5Kabupaten Padang PariamanParit Malintang
6Kabupaten PasamanLubuk Sikaping
7Kabupaten Pasaman BaratSimpang Empat
8Kabupaten Pesisir SelatanPainan
9Kabupaten SijunjungMuaro Sijunjung
10Kabupaten SolokArosuka
11Kabupaten Solok SelatanPadang Aro
12Kabupaten Tanah DatarBatusangkar
13Kota Bukittinggi-
14Kota Padang-
15Kota Padangpanjang-
16Kota Pariaman-
17Kota Payakumbuh-
18Kota Sawahlunto-
19Kota Solok-

Sumatera Selatan

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BanyuasinBanyuasin
2Kabupaten Empat LawangTebing Tinggi
3Kabupaten LahatLahat
4Kabupaten Muara EnimMuara Enim
5Kabupaten Musi BanyuasinSekayu
6Kabupaten Musi RawasLubuk Linggau
7Kabupaten Ogan IlirIndralaya
8Kabupaten Ogan Komering IlirKayu Agung
9Kabupaten Ogan Komering UluBaturaja
10Kabupaten Ogan Komering Ulu SelatanMuaradua
11Kabupaten Ogan Komering Ulu TimurMartapura
12Kota Lubuklinggau-
13Kota Pagar Alam-
14Kota Palembang-
15Kota Prabumulih-

Lampung

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten Lampung BaratLiwa
2Kabupaten Lampung SelatanKalianda
3Kabupaten Lampung TengahGunungsugih
4Kabupaten Lampung TimurSukadana
5Kabupaten Lampung UtaraKotabumi
6Kabupaten Mesuji ?
7Kabupaten PesawaranGedong Tataan
8Kabupaten Pringsewu ?
9Kabupaten TanggamusKotaagung
10Kabupaten Tulang BawangMenggala
11Kabupaten Tulang Bawang Barat ?
12Kabupaten Way KananBlambangan Umpu
13Kota Bandar Lampung-
14Kota Metro-

Kepulauan Bangka Belitung

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BangkaSungailiat
2Kabupaten Bangka BaratToboali
3Kabupaten Bangka SelatanMentok
4Kabupaten Bangka TengahKoba
5Kabupaten BelitungTanjungpandan
6Kabupaten Belitung TimurManggar
7Kota Pangkal Pinang-

Kepulauan Riau

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BintanBandar Seri Bentan
2Kabupaten KarimunTanjung Balai Karimun
3Kabupaten Kepulauan AnambasTarempa
4Kabupaten LinggaDaik, Lingga
5Kabupaten NatunaRanai, Bunguran Timur
6Kota Batam-
7Kota Tanjung Pinang-

Jawa

Banten

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten LebakRangkasbitung
2Kabupaten PandeglangPandeglang
3Kabupaten Serang-
4Kabupaten TangerangTangerang
5Kota Cilegon-
6Kota Serang-
7Kota Tangerang-
8Kota Tangerang Selatan-

Jawa Barat

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BandungSoreang
2Kabupaten Bandung BaratNgamprah
3Kabupaten BekasiBekasi
4Kabupaten BogorCibinong
5Kabupaten CiamisCiamis
6Kabupaten CianjurCianjur
7Kabupaten CirebonSumber
8Kabupaten GarutGarut
9Kabupaten IndramayuIndramayu
10Kabupaten KarawangKarawang
11Kabupaten KuninganKuningan
12Kabupaten MajalengkaMajalengka
13Kabupaten PurwakartaPurwakarta
14Kabupaten SubangSubang
15Kabupaten SukabumiSukabumi
16Kabupaten SumedangSumedang
17Kabupaten TasikmalayaSingaparna
18Kota Bandung-
19Kota Banjar-
20Kota Bekasi-
21Kota Bogor-
22Kota Cimahi-
23Kota Cirebon-
24Kota Depok-
25Kota Sukabumi-
26Kota Tasikmalaya-

DKI Jakarta

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten Administrasi Kepulauan SeribuPulau Pramuka
2Kota Administrasi Jakarta Barat-
3Kota Administrasi Jakarta Pusat-
4Kota Administrasi Jakarta Selatan-
5Kota Administrasi Jakarta Timur-
6Kota Administrasi Jakarta Utara-

Jawa Tengah

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BanjarnegaraBanjarnegara
2Kabupaten BanyumasPurwokerto
3Kabupaten BatangBatang
4Kabupaten BloraBlora
5Kabupaten BoyolaliBoyolali
6Kabupaten BrebesBrebes
7Kabupaten CilacapCilacap
8Kabupaten DemakDemak
9Kabupaten GroboganPurwodadi
10Kabupaten JeparaJepara
11Kabupaten KaranganyarKaranganyar
12Kabupaten KebumenKebumen
13Kabupaten KendalKendal
14Kabupaten KlatenKlaten
15Kabupaten KudusKudus
16Kabupaten MagelangMungkid
17Kabupaten PatiPati
18Kabupaten PekalonganKajen
19Kabupaten PemalangPemalang
20Kabupaten PurbalinggaPurbalingga
21Kabupaten PurworejoPurworejo
22Kabupaten RembangRembang
23Kabupaten SemarangUngaran
24Kabupaten SragenSragen
25Kabupaten SukoharjoSukoharjo
26Kabupaten TegalSlawi
27Kabupaten TemanggungTemanggung
28Kabupaten WonogiriWonogoro
29Kabupaten WonosoboWonosobo
30Kota Magelang-
31Kota Pekalongan-
32Kota Salatiga-
33Kota Semarang-
34Kota Surakarta-
35Kota Tegal-

Jawa Timur

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BangkalanBangkalan
2Kabupaten BanyuwangiBanyuwangi
3Kabupaten BlitarBlitar
4Kabupaten BojonegoroBojonegoro
5Kabupaten BondowosoBondowoso
6Kabupaten GresikGresik
7Kabupaten JemberJember
8Kabupaten JombangJombang
9Kabupaten KediriKediri
10Kabupaten LamonganLamongan
11Kabupaten LumajangLumajang
12Kabupaten MadiunMadiun
13Kabupaten MagetanMagetan
14Kabupaten MalangKepanjen
15Kabupaten MojokertoMojokerto
16Kabupaten NganjukNganjuk
17Kabupaten NgawiNgawi
18Kabupaten PacitanPacitan
19Kabupaten PamekasanPamekasan
20Kabupaten PasuruanPasuruan
21Kabupaten PonorogoPonorogo
22Kabupaten ProbolinggoProbolinggo
23Kabupaten SampangSampang
24Kabupaten SidoarjoSidoarjo
25Kabupaten SitubondoSitubondo
26Kabupaten SumenepSumenep
27Kabupaten TrenggalekTrenggalek
28Kabupaten TubanTuban
29Kabupaten TulungagungTulungagung
30Kota Batu-
31Kota Blitar-
32Kota Kediri-
33Kota Madiun-
34Kota Malang-
35Kota Mojokerto-
36Kota Pasuruan-
37Kota Probolinggo-
38Kota Surabaya-

Daerah Istimewa Yogyakarta

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BantulBantul
2Kabupaten Gunung KidulWonosari
3Kabupaten Kulon ProgoWates
4Kabupaten SlemanSleman
5Kota Yogyakarta-

Nusa Tenggara

Bali

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BadungBadung
2Kabupaten BangliBangli
3Kabupaten BulelengSingaraja
4Kabupaten GianyarGianyar
5Kabupaten JembranaNegara
6Kabupaten KarangasemKarangasem
7Kabupaten KlungkungKlungkung
8Kabupaten TabananTabanan
9Kota Denpasar-

Nusa Tenggara Barat

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BimaRaba
2Kabupaten DompuDompu
3Kabupaten Lombok BaratMataram
4Kabupaten Lombok TengahPraya
5Kabupaten Lombok TimurSelong
6Kabupaten Lombok UtaraTanjung
7Kabupaten SumbawaSumbawa Besar
8Kabupaten Sumbawa BaratTaliwang
9Kota Bima-
10Kota Mataram-

Nusa Tenggara Timur

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten KupangKupang
2Kabupaten Timor Tengah SelatanSoe
3Kabupaten Timor Tengah UtaraKefamenanu
4Kabupaten BeluAtambua
5Kabupaten AlorKalabahi
6Kabupaten Flores TimurLarantuka
7Kabupaten SikkaMaumere
8Kabupaten EndeEnde
9Kabupaten NgadaBajawa
10Kabupaten ManggaraiRuteng
11Kabupaten Sumba TimurWaingapu
12Kabupaten Sumba BaratWaikabubak
13Kabupaten LembataLewoleba
14Kabupaten Rote NdaoBaa
15Kabupaten Manggarai BaratLabuan Bajo
16Kabupaten NagekeoMbay
17Kabupaten Sumba TengahWaibakul
18Kabupaten Sumba Barat DayaTambolaka
19Kabupaten Manggarai TimurBorong
20Kabupaten Sabu Raijua ?
21Kota Kupang-

Kalimantan

Kalimantan Barat

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BengkayangBengkayang
2Kabupaten Kapuas HuluPutussibau
3Kabupaten Kayong UtaraSukadana
4Kabupaten KetapangKetapang
5Kabupaten Kubu RayaSungai Raya
6Kabupaten LandakNgabang
7Kabupaten MelawiNanga Pinoh
8Kabupaten PontianakMempawah
9Kabupaten SambasSambas
10Kabupaten SanggauBatang Tarang
11Kabupaten SekadauSekadau
12Kabupaten SintangSintang
13Kota Pontianak-
14Kota Singkawang-

Kalimantan Selatan

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BalanganParingin
2Kabupaten BanjarMartapura
3Kabupaten Barito KualaMarabahan
4Kabupaten Hulu Sungai SelatanKandangan
5Kabupaten Hulu Sungai TengahBarabai
6Kabupaten Hulu Sungai UtaraAmuntai
7Kabupaten KotabaruKotabaru
8Kabupaten TabalongTanjung
9Kabupaten Tanah BumbuBatulicin
10Kabupaten Tanah LautPelaihari
11Kabupaten TapinRantau
12Kota Banjarbaru-
13Kota Banjarmasin-

Kalimantan Tengah

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten Barito SelatanBuntok
2Kabupaten Barito TimurTamiang
3Kabupaten Barito UtaraMuara Teweh
4Kabupaten Gunung MasKuala Kurun
5Kabupaten KapuasKuala Kapuas
6Kabupaten KatinganKasongan
7Kabupaten Kotawaringin BaratPangkalan Bun
8Kabupaten Kotawaringin TimurSampit
9Kabupaten LamandauNanga Bulik
10Kabupaten Murung RayaPurukcahu
11Kabupaten Pulang PisauPulang Pisau
12Kabupaten SukamaraSukamara
13Kabupaten SeruyanKuala Pembuang
14Kota Palangka Raya-

Kalimantan Timur

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BerauTanjungredep
2Kabupaten BulunganTanjungselor
3Kabupaten Kutai BaratSendawar
4Kabupaten Kutai KartanegaraTenggarong
5Kabupaten Kutai TimurSangatta
6Kabupaten MalinauMalinau
7Kabupaten NunukanNunukan
8Kabupaten PaserTanah Grogot
9Kabupaten Penajam Paser UtaraPenajam
10Kabupaten Tana TidungTideng Pale
11Kota Balikpapan-
12Kota Bontang-
13Kota Samarinda-
14Kota Tarakan-

Sulawesi

Gorontalo

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BoalemoMarisa/Tilamuta
2Kabupaten Bone BolangoSuwawa
3Kabupaten GorontaloGorontalo
4Kabupaten Gorontalo UtaraKwandang
5Kabupaten PohuwatoMarisa
6Kota Gorontalo-

Sulawesi Selatan

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BantaengBantaeng
2Kabupaten BarruBarru
3Kabupaten BoneWatampone
4Kabupaten BulukumbaBulukumba
5Kabupaten EnrekangEnrekang
6Kabupaten GowaSunggu Minasa
7Kabupaten JenepontoJeneponto
8Kabupaten Kepulauan SelayarBenteng
9Kabupaten LuwuPalopo
10Kabupaten Luwu TimurMalili
11Kabupaten Luwu UtaraMasamba
12Kabupaten MarosMaros
13Kabupaten Pangkajene dan KepulauanPangkajene
14Kabupaten PinrangPinrang
15Kabupaten Sidenreng RappangSidenreng
16Kabupaten SinjaiSinjai
17Kabupaten SoppengWatan Soppeng
18Kabupaten TakalarTakalar
19Kabupaten Tana TorajaMakale
20Kabupaten Toraja UtaraRantepao
21Kabupaten WajoSengkang
22Kota Makassar-
23Kota Palopo-
24Kota Pare-Pare-

Sulawesi Tenggara

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BombanaRumbia
2Kabupaten ButonBau-Bau
3Kabupaten Buton UtaraBuranga
4Kabupaten KolakaKolaka
5Kabupaten Kolaka UtaraLasusua
6Kabupaten KonaweUnaaha
7Kabupaten Konawe SelatanAndolo
8Kabupaten Konawe UtaraWanggudu
9Kabupaten MunaRaha
10Kabupaten WakatobiWangi-Wangi
11Kota Bau-Bau-
12Kota Kendari-

Sulawesi Tengah

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BanggaiLuwuk
2Kabupaten Banggai KepulauanBanggai
3Kabupaten BuolBuol
4Kabupaten DonggalaDonggala
5Kabupaten MorowaliBungku
6Kabupaten Parigi MoutongParigi
7Kabupaten PosoPoso
8Kabupaten Tojo Una-UnaAmpana
9Kabupaten Toli-ToliToli-Toli
10Kabupaten SigiSigi Biromaru
11Kota Palu-

Sulawesi Utara

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten Bolaang MongondowKotamobagu
2Kabupaten Bolaang Mongondow SelatanBolaang Uki
3Kabupaten Bolaang Mongondow TimurTutuyan
4Kabupaten Bolaang Mongondow UtaraBoroko
5Kabupaten Kepulauan SangiheTahuna
6Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang BiaroOndong Siau
7Kabupaten Kepulauan TalaudMelonguane
8Kabupaten MinahasaTondano
9Kabupaten Minahasa SelatanAmurang
10Kabupaten Minahasa TenggaraRatahan
11Kabupaten Minahasa UtaraAirmadidi
12Kota Bitung-
13Kota Kotamobagu-
14Kota Manado-
15Kota Tomohon-

Sulawesi Barat

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten MajeneMajene
2Kabupaten MamasaMamasa
3Kabupaten MamujuMamuju
4Kabupaten Mamuju UtaraPasangkayu
5Kabupaten Polewali MandarPolewali

Maluku dan Papua

Maluku

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten BuruNamlea
2Kabupaten Buru SelatanNamrole
3Kabupaten Kepulauan AruOobo
4Kabupaten Maluku Barat DayaTiakur
5Kabupaten Maluku TengahMasohi
6Kabupaten Maluku TenggaraTual
7Kabupaten Maluku Tenggara BaratSaumlaki
8Kabupaten Seram Bagian BaratDataran Hunipopu
9Kabupaten Seram Bagian TimurDataran Hunimoa
10Kota Ambon-
11Kota Tual-

Maluku Utara

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten Halmahera BaratJailolo
2Kabupaten Halmahera TengahWeda
3Kabupaten Halmahera UtaraTobelo
4Kabupaten Halmahera SelatanLabuha
5Kabupaten Kepulauan SulaSanana
6Kabupaten Halmahera TimurMaba
7Kabupaten Pulau MorotaiMorotai Selatan
8Kota Ternate-
9Kota Tidore Kepulauan-

Papua

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten AsmatAgats
2Kabupaten Biak NumforBiak
3Kabupaten Boven DigoelTanah Merah
4Kabupaten DeiyaiTigi
5Kabupaten DogiyaiKigamani
6Kabupaten Intan JayaSugapa
7Kabupaten JayapuraSentani
8Kabupaten JayawijayaWamena
9Kabupaten KeeromWaris
10Kabupaten Kepulauan YapenSerui
11Kabupaten Lanny JayaTiom
12Kabupaten Mamberamo RayaBurmeso
13Kabupaten Mamberamo TengahKobakma
14Kabupaten MappiKepi
15Kabupaten MeraukeMerauke
16Kabupaten MimikaTimika
17Kabupaten NabireNabire
18Kabupaten NdugaKenyam
19Kabupaten PaniaiEnarotali
20Kabupaten Pegunungan BintangOksibil
21Kabupaten PuncakIlaga
22Kabupaten Puncak JayaKotamulia
23Kabupaten SarmiSarmi
24Kabupaten SupioriSorendiweri
25Kabupaten TolikaraKarubaga
26Kabupaten WaropenBotawa
27Kabupaten YahukimoSumohai
28Kabupaten YalimoElelim
29Kota Jayapura-

Papua Barat

No.Kabupaten/KotaIbu kota
1Kabupaten FakfakFakfak
2Kabupaten KaimanaKaimana
3Kabupaten ManokwariManokwari
4Kabupaten MaybratKumurkek
5Kabupaten Raja AmpatWaisai
6Kabupaten SorongSorong
7Kabupaten Sorong SelatanTeminabuan
8Kabupaten TambrauwFef
9Kabupaten Teluk BintuniBintuni
10Kabupaten Teluk WondamaRasiei
11Kota Sorong-